Tentang Rindu



           Semenjak aku memutuskan untuk melanjutkan kuliahku di Jakarta, sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup lamah, telah berbagai cara di upayahkan ayah agar aku tak meninggalkan kampung halaman tercinta yang masih tanpak asri itu. Ayah dan Ibu tak mau aku meninggalkan mereka sendiri, mereka mencemaskan aku ,”maklummi saja, karena aku adalah anak yang paling bontot dari tiga bersaudara”. Mereka sekan – akan tak membiarkan aku pergi dan membuatku tak berdaya, sempat ku putus asa karena pikirku tak mungkin aku melanjutkan kuliah ku di Jakarta.Kedua orang tua ku menginginkan aku meneruskan usaha mereka yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya.Aku membatah hal tersebut karena aku ingin meneruskan cita – citaku di luar sana bukan untuk menjadi seorang pengusaha. Segala upaya di lakukan Ayah dan Ibu agar ku urungkan niat, dan akhirnya aku mulai membuka suaraku dengan bersih keras membantah niat mereka yang menginginkan aku meneruskan usaha mereka.

     Kini sudah dua tahun lamanya, aku meninggalkan kampung halaman, demi meraih cita -cita di Ibu Kota Jakarta dengan kerja kerasku sendiri membiayai  sekolahku, tanpa ada bantuan dalam bentuk apapun dari orang tuaku. Semenjak aku pergi dari rumah, aku melalukan segala sesuatunya sendiri. Hari demi hari telah ku lewati, tapi kau meraskan ada yang mengganjal dalam hatiku, tak tahu apa itu, tapi aku tak begitu menghiraukan.
Tetapi kudapati setiap ku pejamkan mataku, Selalu terbanyang wajah kedua
orang tuaku, semenjak berada di tempat perantauan sering ketemukan
ingatanku masih tergambar jelas tentang Sebuah kerinduan.
Perasaan campur aduk yang ku rasakan, membuat pikiranku tak karuan.
sering ku termenung mengapa saat aku jauh baru ku rasakan kerinduan yang mendalam.
kenapa dada ini terasa sesak dan jantung ku berdetak kencang ketika mengingat kedua orang tuaku. Kudapati diriku makin tersesat, di mana aku tak tahu rasa ini seakan- akan membunuhku perlahan, sudah ku coba melalukan hubungan secara via suara(telepon), akan tetapi tetap saja tidak bisa mengobati rasa rindu ini. Perasaan yang selalu ku raskan, rindu akan semua hal tentang kedua orang tuaku, rindu masa di mana aku tak kekurangan apapun yang aku butuhkan. Aku sering mengeluh pada diriku sendiri dan tak penah ku curahkan perasaanku dengan siapapun . Aku takut jikalau aku mengatakan betapa rasa sakitnya menahan hasrat akan kerinduan. Aku hanya tak mau mereka kepikiran, dan tak mau sampai itu terjadi. Jujur aku lelah dengan semua ini, aku hanya ingin pulang ke tempat Ayah dan Ibuku. Di saat benar – benar merasa terpuruk dan kesakitan, ingin sekali aku meminta ku peluk Ibuku seperti dahulu kala. Aku membutuhkan uluran tangan Ayah tapi aku tidak bisa berbuat apa – apa , bahkan aku selalu menyembunyikan semunya yang aku alami dan aku rasakan , karena aku tak ingin mereka tahu. Aku hanya mengatakan kepada mereka “Anakmu ini kuat dan baik – baik saja. Jangan cemaskan aku. Aku pasti pulang dengan membuat kalian bangga”.Saat rindu datang, kelopak mata ini selalu membendung air mata hingga mengalir deras ke pipi, tanpa diundang, tanpa mau berhenti. Rindu selalu membuatku meratap tanpa bisa aku menepisnya. Rindu selalu membuatku ingin sendirian, hampa dalam bayang terang dan gelap. Rindu membuatku ingin menatap bintang, bungkam dalam diam sang malam. Rindu membuatku ingin bermain bersama hujan, memejamkan mata, menengadahkan kepala, merentangkan tangan dan berputar-putar dibawah air hujan.
          Ayah ,ibu peluk aku sebentar saja.#sabtulis





        


Komentar

Postingan populer dari blog ini