“ KEHIDUPAN “
Setiap hari aku
merenung. Merenungkan nasibku. Entah mengapa seakan hidup ini begitu melelahkan
untuk dijalani, tapi kaki ini memaksa untuk terus melangkah dan berpijak pada bumi
ini. bosan telinga ini mendengar setiap keluhan dari kedua orangtua dan
keluarga besarku yang selalu menuntutku untuk melakukan ini dan itu, dengan
alasan yang selalu sama. Ya, itu semua demi aku kelak. Aku tak pernah mau tahu
dengan apa yang diinginkan oleh kedua orangtua terhadapku. Namun di dalam
hatiku aku selalu berkata dan berjanji, “Bersabarlah semua akan indah pada
waktunya dan jangan khawatir Ayah dan Ibu, aku sedang berusaha meraih
cita-citaku dengan caraku sendiri”.
Sering kali
aku bingung dengan apa yang dilihat dan dirasakan olehku. Mengenai orang –
orang di sekitarku. Orang jahat selalu bahagia selalu mendapatkan posisi
teratas, selalu di kagummi dan di banggakan, tapi kenapa orang baik malah sebaliknya?
ya. memang dunia ini tak selalu adil kalau kita meminta keadilan.Aku bahkan
sering melihat dan merasakan betapa banyak orang baik merasakan ketidakadilan
di dalam hidup mereka. mungkin aku adalah salah satunya, karena aku terlalu baik kepada orang, aku bahkan lupa dan tidak menyadari kalau aku sebenarnya
di jahatin, tapi aku tidak menyesal berbuat baik kepada siapapun, karena aku berbuat
baik bukan untuk di sanjung atau di puji, akan tetapi buat berbagi kebahagian dan agar
orang juga merasakan ketulusan lalu menyadari bahwa berbuat baik dalam tindakan
atau dalam bentuk apapun itu indah dan di muliakan oleh yang Maha kuasa.
Aku ibaratkan
pohon, Walaupun angin terus merontokkan daunnya akan tetapi pohon tak
menyalahkan angin dan masih kuat untuk menjulang tinggi ke atas . Biarpun aku
atau siapapun yang merasa terus-terusan disakiti, ya sudalah. ikhlaslah karena
Tuhan maha mengetahui segalanya, semua ada waktunya .Ketika sang gaja dengan sombongnya
mengatakan bahwa semut – semut kecil yang ia remehkan dan dia tak bisa di
kalahkan oleh semut – semut itu, malah ia kemakan omongannya sendiri ketika ia
merasakan semut – semut itu menaiki dan memasuki salah satu bagian tubuh dan
indranya. Hidup itu bukan tentang orang besar atau orang yang memiliki
segalanya, dan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan dengan populatiras, tapi
tentang orang yang mau berusaha untuk mencapai kemakmuran dari usaha dan kerja
keras yang di mulai dari nol dan tetap rendah hati merangkul dan membimbmbing
setiap orang .
Hidup ini
seperti roda, akan selalu berputar pada porosnya. Terkadang kita berada
pada titik teratas dan paling bawah. Dan tak semua yang kita rasakan itu
semanis gula. memang hidup ini tidak sempurna, tapi hidup ini indah bila kita
menghargai dan menjalaninya, walaupun tak semanis gula dan kamu tak menyukainya,
tapi kopi banyak kok, yang menyukainya walaupun ia pahit.
Jalani saja dulu dan ikuti saja cara mainnya. kita hidup hanya menjalani
kewajiban yang telah di kasih yang Maha kuasa, ibaratkan Tuhan adalah penulis
skenarionya dan kita yang memainkan skenario tersebut. Kalau bercerita tentang aku yang sempat putus asa
dengan hidup yang menurut aku tidak terarah, bahkan tak tahu harus dari mana
untuk memulainya. Hari demi hari aku menjalani semua seperti air sungai yang mengalir dan mengikuti semua pola
yang di lalui.Yang bisa aku katakan sekarang adalah Sebaik apapun hati kita, tapi tak
pernah kita berbuat baik kepada orang untuk kebahagiaan, maka semunya hanyalah sebuah hampa dan sia - sialah. #sabtulis
Komentar
Posting Komentar